Monday, October 31, 2016

DESAH DESUH DI KAMAR KOST

Kendaraan motor melaju dengan cepat menuju suatu pedesaan yang sangat terpencil. Ada sebuah rumah yang disewakan oleh mahasiswi yang sedang melakukan kerja nyata. pasangan itu bercengkerama dengan mesra dan saling bercumbu rayu diluar rumah. Pasangan itu memadu kasih dengan mesranya. Kedua manusia itu saling bercengkerama di bawah sinar rembulan yang benderang. Malam itu adalah malam minggu dimana keduanya bebas beraktivitas.

Embun-embun melayangkan dirinya dan menempelkan dirinya pada daun-daun yang terjangkau untuk memberi kehidupan. Anginpun mengayunkan ranting-ranting untuk bergoyang ria dalam suka canda.

Sejenak kemudian pasangan itu memasuki kamar kostnya yang agak jauh dari pemandangan mata manusia. Memadu kasih bagaikan pasangan suami istri. Mereka mengenal satu sama lain di sebuah universitas dalam perjuangan ilmu. Keduanya terdengar sedang bercumbu serta desah desuh di kamar kost.

Adegan dimulai dengan irama musik yang syahdu. Malam semakin larut dan terus larut dalam gemerlapnya malam. Cinta bergema dan nafsu berhembus dan terjadilah apa yang sedang terjadi. Hanya desah desuh yang terdengar dalam kamar kost.

Rumput-rumputpun bergoyang girang mengikuti irama alam jagad raya. Angin kesejukan memberikan warna yang sangat bagus untuk menjadikan surga duniawi. Mencari sedetik cercah cahaya yang abadi ubtuk selamanya.

seorang nenek berdoa bertaubatlah kamu, wahai cucu-cucuku dari noda dan dosa dunia yang akan menggelapkan kesucianmu..

Thursday, October 27, 2016

Surga ditelapak kaki ibu

Benarkah ungkapan surga di telapak kaki ibu?. Ungkapan tersebut adalah benar adanya. Ibu yang melahirkan, merawat, menjaga, dan membantu kita agar menjadi insan kamil yang sanggup memilih dan memilah antara hak dan yang batil. Ibu yang mengandung kita dengan kasih dan sayang selama 9 bulan. Betapa sakit, resah dan gelisah yang mereka rasakan.

Mengapa surga di telapak kaki ibu ?


Monday, October 24, 2016

MENCARI SURGA DENGAN BERJAMAAH


Shalat secara berjamaah memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi dimana shalat berjamaah mampu mempersatukan umat. Shalat berjamaah merupakan tolok ukur persatuan umat. Semakin banyak umat Islam melakukan shalat berjamaah, maka akan semakin kuat pula persatuan umat dalam kelompok jamaah tersebut. Salah satu karakter umat muslim bersatu ditandai dengan kuatnya muslim dalam melaksanakan shalat secara berjamaah.

Kedudukan shalat secara berjamaah dalam Islam merupakan wasilah yang paling ampuh dalam menghapus perbedaan status sosial antara kaum muslimin, menghilangkan sikap fanatik terhadap warna kulit, suku bangsa, dan keturunan. Shalat berjama’ah mendorong seseorang untuk meninggalkan kebiasaannya yang suka menyendiri sehingga kaum muslimin dapat saling bergaul dan mengenal di antara mereka. Dengan demikian, akan tercipta rasa saling menyayangi dan persaudaraan yang mengakar kuat sehingga umat menjadi umat yang bersatu padu dalam wadah kesatuan. Selain itu, shalat berjama’ah juga akan membimbing seseorang untuk hidup teratur dan disiplin. Hal ini disebabkan karena shalat jamaah mendidik dan mengajarkan nilai kebersamaan kepada muslim yang melaksanakan shalat secara berjamaah.

Shalat jamaah hukumnya adalah sunat muakkad dan sunat yang sangat dikuatkan karena sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Shalat berjamaah memiliki faedah yang sangat banyak dan tak terhingga pahalanya. Shalat jamaah mengajak umat manusia menuju persatuan yang kuat. Adapun fadhilat atau hikmah shalat berjamaah antara lain:


Pahala dua puluh lima derajat dibandingkan shalat secara munfarid 


Diberikan pahala oleh Allah SWT dua puluh kali pahala orang yang mengerjkan shalat dengan tidak berjamaah. Hal tersebut seperti pesan Nabi muhammad SAW kepada Abu Hurairah: Shalat olehmu hai Abu Hurairah secara berjamaah walaupun kamu shalat sambil duduk sekalipun, maka bahwasanya Allah SWT akan memberikan kepadamu dengan setiap kali berjamaah dengan pahala dua puluh shalat yang lain dari shalat yang dilakukan dengan tidak secara berjamaah (sirussalikin, hal 180).

Hadits tersebut menunjukkan bahwa pentingnya shalat secara berjamaah dan sangat perlunya melakukan shalat berjamaah. Hadits tersebut juga mengisyaratkan bahwa apabila seorang muslim tidak mampu berdiri karena sakit atau uzur yang lain sekalipun dituntut untuk melaksanakan shalat secara berjamaah. Dan pahala yang diberikan oleh Allah SWT pun sama seperti dua puluh pahala shalat seorang muslim yang melakukan shalat secara tidak berjamaah.

Diangkat dua puluh lima kelebihan daripada muslim yang tidak berjamaah


Muslim yang berjamaah akan diangkat dua puluh lima derajat daripada muslim yang tidak berjamaah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang mengatakan bahwa: kelebihan shalat berjamaah atas shalat seorang laki-laki (tidak berjamaah) dua puluh lima kelebihan, dan kelebihan shalat sunat pada rumah atas memperbuat ia pada mesjid seperti kelebihan shalat berjamaah atas shalat orang tidak berjamaah.

Kata laki-laki yang ada dalam hadits tersebut tidak hanya ditujukan kepada laki-laki saja, akan tetapi diperintahkan pula kepada kaum wanita yang siap dalam melakukan shalat secara berjamaah. Kaum wanita yang melakukan shalat secara berjamaah juga akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Dalam hal ini posisi kaum wanita sama dengan kaum laki-laki dalam memperoleh derajat ketakwaannya. Kaum laki-lakai dan kaum perempuan yang melakukan shalat secara berjamaah akan memperoleh dua puluh lima derajat ketakawaan di sisi Allah SWT.

Hadits ini menunjukkan bahwa kaum wanita memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki dalam memperoleh derajat ketaqwaan. Tidak ada diskriminasi dalam islam kepada kaum wanita dalam memperoleh kedudukan ketaqwaan yang lebih tinggi. Kaum wanita yang mengerjakan shalat berjamaah akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT.

Tentu kita bertanya tentang pahala dua puluh lima pada sembahyang berjamaah tersebut. Dalam kitab Ianatut Thalibin disebutkan bahwa pahala dupuluh lima tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Pahala menjawab azan dengan niat sembahyang berjamaah
2)     Membesarkan Shalat pada awal waktu
3)     Berjalan kepada mesjid dengan kebaikan
4)     Masuk mesjid dengan penuh harapan
5)      Sembahyang Tahyat Mesjid
6)     Intizarul Jamaah
7)      Shalat malaikat bersama jamaah
8)     bersaksi malaikat pada shalat berjamaah
9)     Menjawab Iqamah
10) Lari syetan ketika iqamah
11)   Berdiri bersama ketika ihram imam
12)  Mendapat pahala Takbiratul Ihram bersama imam
13)  Menyamakan Shaf
14)  Saddu farjiha
15)  Jawaban makmum ketika imam selesai membaca samiallahu liman hamidah
16)  Terpelihara daripada lupa
17)  Peringatan kepada imam yang lupa
18) Menghasilkan khusyu’
19)  Selamat daripada yalha
20)Baik tingkah laku shalatnya
21)  Ihtifaf malaikat
22) Menjaga tajwid al-Qur’an
23) Mengetahui rukun dan ab’az rukun
24) Melahirkan syiar Islam
25) Terjauh dari godaan syetan
26) Saling membantu dalam berbuat kebajikan
27) Nasyatul mutakasal
28)Selamat dari sifat nifaq
29) Selamat dari buruk sangka
30)Niat membalas salam Imam
31)  Bersatu dalam berdoa
32) Bersatu dalam Zikir
33) Diberikan keberkatan kepada jamaah yang kurang
34) Membangun persatuan sesama tetangga
35) Menghasilkan kesungguhan pada waktu shalat

Dan inilah kelebihan yang diberikan kepada muslim yang melakukan shalat secara berjamaah pada shalat yang disirkan bacaannya yaitu shalat Zhuhur dan Shalat Ashar. Karena hadits tersebut disabdakan oleh nabi Muhammad SAW pada ketika sahabatnya hendak melaksanakan shalat Zhuhur ataupun pada ketika Shalat Asar.

Memperoleh dua puluh tujuh derajat 


Hal ini sebagaimana Sabda Nabi yang mengatakan bahwa: Shalat berjamaah itu melebihi ia akan shalat seorang diri dengan dua puluh tujuh derajat. Berbeda dengan hadits sebelumnya yang menyatakan bahwa setiap muslim dan muslimah yang mengerjakan shalat secara berjamaah akan mendapat ketinggian dua puluh lima derajat, dan hadits ini menyatakan bahwa seorang muslim yang melakukan shalat secara berjamaah akan mendapat ketinggian derajat sebanyak dua puluh tujuh derajat. Dimanakah letak perbedaan hadits tersebut?

Letak perbedaannya adalah hanya pada asbabun wurudnya saja, hadits ini disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan kelebihan shalat berjamaah pada shalat fardhu yang bacaannya dijiharkan seperti shalat Shubuh, Magrib dan Isya. Pada shalat yang bacaannya dijiharkan oleh imam ada dua tambahan kelebihan lagi yaitu Mamum diam dan mendengar bacaan imam dan Mengamini oleh makmum dan malaikat ketika imam selesai membaca surat Al-Fatihah. 

Berjamaah dimekkah akan mendapatkan pahala seratus ribu pahala dibandingkan berjamaah di tempat lain 


Pahala yang diberikan oleh Allah ini merupakan pahala yang sangat istimewa apabila seorang muslim melakukan shalat secara berjamaah di Negeri Mekkah khususnya di Mesjid Al-Haram. Hal ini seperti yang diriwayatkan oleh Hasan Basri yang katanya: Satu shalat di kota Mekkah akan digandakan dengan seratus ribu pahala shalat pada tempat yang lain atau mesjid yang lain. Puasa sehari di Mekkah akan digandakan pahalanya dengan seratus ribu hari pahala puasa di tempat yang lain dan bersedekah satu dirham di kota Mekkah akan digandakan seratus ribu dirham di tempat yang lain. Demikian pula kebajikan yang lain yang dilakukan di Kota Mekkah akan digandakan pahalanya seratus ribu pahala daripada melakukan kebajikan di tempat selain kota Mekkah.

Hadits tersebut di atas menunjukkan keistimewaan beribadah di kota Mekkah daripada beribadah di tempat-tempat lain karena kota Mekkah merupakan kota yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT. Kota Mekkah merupakan kota suci yang sangat dihormati oleh para nabi dan rasul. Oleh sebab demikian Allah memberikan seratus ribu pahala bagi orang yang melakukan segala macam kebaikan pada tempat tersebut.

Kelebihan pahala yang berbeda pada waktu shalat yang berbeda
Sabda Nabi SAW: yang terlebih afzal segala shalat pada Allah Ta’ala itu adalah shalat subuh pada hari jum’at. Maka yang terlebih muakkad berjamaah selain pada Subuh hari jum’at adalah shalat subuh secara berjamaah pada hari-hari yang lain, kemudian shalat Isya, Kemudian Ashar, kemudian Zhuhur, kemudian magrib secara berjamaah.

Setiap shalat fardhu yang dilakukan secara berjamaah memiliki tingkatan pahala tersendiri karena shalat farzhu memiliki waktu yang berbeda-beda. Shalat Shubuh dilakukan mulai terbit fajar yang kedua sampai terbitnya matahari. Shalat Zhuhur dilaksanakan mulai tergelincirnya matahari sampai nampak bayangan matahari dua kali bayangan yang ditimbulkan oleh barang yang berdiri tegak. Shalat ashar dilaksanakan mulai tergelincirnya dua bayangan matahari sampai dengan terbenamnya matahari. Shalat magrib dilaksanakan mulai terbenam matahari sampai timbulnya cahaya kekuning-kuningan. Dan shalat isya dimulai dari hilangnya cahaya kekuning-kuningan sampai terbitnya fajar pertama (fajar kazib).

Oleh karena itu, waktu juga sangat mempengaruhi pahala orang melakukan ibadah. Contonya saja pada waktu shalat subuh, seorang sangat sukar untuk bangun karena sulitnya bangun pada waktu tersebut. Pada waktu shalat Ashar juga orang sangat sulit mengerjakan sembahyang berjamaah karena faktor kelelahan karena kegiatan yang lain. Maka oleh sebab itu Allah SWT memberikan pahala yang berbeda-beda kepada seorang muslim yang berjamaah setiap shalat farzu yang dilakukan. Dari hadits di atas menunjukkan bahwa shalat subuh pada hari Jum’at lebih berkualitas mutu pahala jamaahnya dari pada shalat secara berjamaah pada waktu subuh pada hari-hari yang lain. Shalat berjamaah pada waktu shalat subuh pada hari selain hari jum’at lebih baik kualitas pahalanya daripada shalat selain shalat subuh. Shalat Isya secara berjamaah kualitas pahalanya lebih baik daripada shalat secara berjamaah pada waktu shalat Ashar, Shalat Ashar secara berjamaah lebih baik kualitas jamaahnya ketimbang shalat Zhuhur yang dilakukan secara berjamaah, Shalat Zhuhur secara berjamaah lebih baik kualitas jamaahnya ketimbang kualitas pahala jamaah shalat Magrib.

Untuk mempermudah penjelesannya dapat dilihat tingkatannya sebagai berikut:
Shalat Subuh secara berjamaah pada hari Jum’at
Shalat Subuh secara berjamaah pada bukan hari Jum’at
Shalat Isya secara berjamaah
Shalat Ashar secara berjamaah
Shalat Zhuhur secara berjamaah
Shalat Magrib secara berjamaah